12/08/2010

INOVASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. Rasionalisasi Inovasi Teknologi Pembelajaran
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa, dengan demikian sektor pendidikan harus terus menerus ditingkatkan mutunya. Fakta saat ini menunjukkan bahwa faktor kesenjangan pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan tidak hanya disebabkan oleh karena faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, tetapi juga oleh sumber daya yang terbatas, dan kurikulum yang belum siap menyongsong masa depan.
Penerapan dan pengembangan kurikulum mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah adalah langkah strategis dalam menyongsong pendidikan di Indonesia. Sebagaimana kebijakan yang ada dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.Kurikulum TIK bukan sekedar mengikuti trend global melainkan suatu langkah strategis dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat.
TIK sebagai bagian dari subject matter yang harus dipelajari oleh peserta didik dan TIK juga mempengaruhi sistem serta model pengembangan kurikulum. Dengan demikian lahirnya model-model pembelajaran yang berbasis TIK seperti e-learning, virtual learning, Computer Based Training, Open Distance Learning tidak terpisah dari kurikulum sebagai desain sekaligus model implementasi dari bentuk-bentuk pembelajaran tersebut.

B. Peranan TIK dalam Pembelajaran
Pada era TIK sekarang ini paradigma pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran tradisioanal menuju pembelajaran berbasis perkembangan teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sekarang ini memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang sudah ditentukan berkembang menjadi dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas yang berupa material/fisik seperti buku berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network) dengan memanfaatkan teknologi komputer dan internetnya, sehingga terbentuk peserta didik on line atau saluran.
Mengintegrasikan TIK kedalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan mutu belajar peserta didik. TIK yang sifatnya inovatif dapat meningkatkan apa yang sedang dilakukan sekarang, serta apa yang belum dilakukan ketika mulai menggunakan teknologi informasi komunikasi. Oleh karena itu pengajar hendaknya memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, terutama melakukan pembaruan dalam upaya mengembangkan proses belajar peserta didik.

Memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, antara lain:
1. Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi informasi dan komunikasi.
2. Pengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, karena pengajar berperan sebagai peserta didik yang harus belajar terus menerus sepanjang hayat. Tujuannya untukmeningkatkan kualitas professional dan kompetensinya.
3. Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna (meaningful).

Pembelajaran dengan muatan TIK akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah fasilitator pembelajaran atau yang memberikan kemudahan peserta didik untuk belajar bukan lagi sebagai pemberi informasi. Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan dengan ceramah menyampaikan fakta, data, atau informasi saja. Pengajar tidak hanya mengajar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari peserta didik. Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada peserta didik melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga memungkinkan siswa tidak segan untuk berpendapat, bertanya, bertukar fikiran dengan pengajar.
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan TIK memerlukan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik dengan efektif. Pengajar memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dan menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk mengembangkan cara - cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, atau minatnya. Selain itu pengajar berperan sebagai programmer, yaitu selalu kreatif dan inovatif mengahasilkan berbagai karya inovatif berupa program atau perangkat keras/lunak yang akan digunakan untuk membelajarkan peserta didik.
Peran peserta didik dalam pembelajaran bukan objek yang pasif yang hanya menerima informasi dari pengajar, namun lebih aktif, kreatif, dan partisipan dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mengingat fakta-fakta atau mengungkapkan kembali informasi yang diterimanya dari pengajar, namun mampu mengahsilkan atau menemukan berbagai informasi atau ilmu pengetahuan.Pembelajaran yang dilakukan peserta didik tidak hanya kegiatan perorangan (individu) namun juga pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan peserta didik lainnya.
Disamping faktor pengajar dan peserta didikfaktor lainnya yang mendukung adalah lingkungan pembelajaran yang berpusat pada pengajar berubah menjadi berpusat pada peserta didik. Suasana pembelajaranpun bersifat kondusif karena tidak ada jarak antara pengajar dan peserta didik.

C. Pengembangan Sistem e-learning
Teknologi e-learning
Beberapa produk teknologi e-learning meliputi:
1. Audio Conferencing
AudioConferencing merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif paling sederhana dan relative murah untuk penyelenggaraan distance learning. Audio Conferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antara dua orang atau lebih berada pada tempat yang berbeda. Teknologi yang digunakan adalah sarana telepon. Dalam pelaksanaan audio conferencing dibutuhkan perangkat tambahan (audio conferencing bridge) yang dapat mengurangi gangguan (noise) maupun interaksi pada sistem.

2. Videobroadcasting
Videobroadcasting merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif yang bersifat satu arah (komunikasi linier). Penggunaan program e-learning dengan program videobroadcasting lebih banyak digunkan daripada videoconferencing. Hal ini terjdi karena sifat video broadcasting yang audiovisual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran pesertanya dalam jumlah besar (massal) dan menyebar (dispersed). Sebagai media transaksi pada umumnya menggunakan media satelit. Peserta menggunakan media pembelajaran melalui videobroadcasting dengan cara melihat dan mendengar pesawat televisi yang terhubung ke stasiun (broadcaster) tertentu melalui antena penerima biasa antenna parabola yang dilengkapi decoder khusus.

3. Videoconferencing
Teknologi multimedia videobroadcasting dapat memungkinkan seluruh peserta didik melihat, mendengar, dan bekerja sama secara langsung. Sesuai dengan namanya, fungsi videobroadcsting memberikan visualisasdi secara langsung dan lengkap kepada seluruh pesrta didik dengan menggunakan multi media (audio, video, dan data)

4. Jenis Aplikasi E-learning berbasis Open Source
Jenis aplikasi e-learning antara lain adalah moodle dan Atutor.
a. Moodle
Salah satu jenis aplikasi open source adalah moodle. Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan blajar berbasis internet. Website moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dagiamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software e-learning dengan free (gratis) dan open source (terbuka source programnya). Moodle terus mengembangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap minggunya (up to date). Oleh karena itu moodle tersedia dapat dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source. Istilah moodle diambil dari singkatan Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment, yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek.
Dengan demikian merujuk pada paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek. Moodle bisa di down load secara gratis. Dalam penyediaannya moodle memberikan paket software yang lengkap. Dalam penyediaannya moodle memberikan paket

software yang lengkap(Moodfle+ Apache+MySQL+PHP). Moodle yang terbaru adalah versi 1.4.3.
Gambar 1. Moodle

Kelebihan Moodle
1) Penggunaannya tepat untuk kelas on-line dan hasil belajarnya relatife sama baiknya dengan hasil belajar langsung secara tatap muka dengan pengajar. Pengajar mempunyai hak istimewa, sehingga dapat memodifikasi bahan pelajaran. Pengajar dapat mengatur pelajaran dan dapat memilih bentuk/metode pembelajaran yang sesuai seperti berdasarkan mingguan,berdasarkan topic atau bentuk diskusi.
2) Menggunakan teknologi sederhana, sehingga efisien, mudah, dan relatif murah.
3) Programnya mudah di- install dan cukup memerlukan satu database yang diperlukannya.
4) Pelajaran dilengkapi dengan tampilan penjelasan. Selain itu pelajaran itu dapat dipilah menjadi beberapa katagori dan mendukung banyak pelajaran.
5) Keamanan yang kuat.
6) Menyediakan paket untuk berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, sehingga setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan , bisa bahasa Indonesia, Inggeris, china, Perancis, dan sebagainya.
Dengan system e-learning berbasis open source (moodle), diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pengajar serta pemahaman peserta didik terhadap materi-materi pembelajaran.
b. Atutor
Autor adalah Web-base Open Source Learning Control Management System (LCMS)yang di desain dengan aksessibilitas dan kemampuan adaptasi.Atutor merupakan paket sofrware yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website, administrator dapat meng-install atau dapat meng-updateAtutor dengan cepat dan singkat. Pengajar dapat dengan cepat, memaketkan,mendistribusikan materi pelajaran, dan mengadakan kursus on- line-nya sendiri. Peserta didik belajar dalam lingkungan yang berbeda-beda. Atutor dapat di down load secara gratis.
http:/AvgCdJlQ/s1600-h/ATUTOR.jpg

Gambar 2. Atutor
5. E- learning dan Intelligent Tutoring System
Intelligent Tutoring System (ITS) atau sistem cerdas pembelajaran (tutorial) adalah strategi pembelajaran yang menerangkan urutan isi materi pembelajaran, umpan balik (feed back) yang diterima dan bahan ajar atau dijelaskan. e-learning diharapkan dapat dugubakan meningkatkan kualitas pembelajaran (Sri Hartati, 2008:81).
Strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran yang dapat mengatasi berbagai masalah dalam pendidikan hendaknya terus dikembangkan, antara lain dengan adanya sarana pendukung bagi system pendidikan yaitu pembuatan perangkat lunak untuk menghasilkan sebuah systeme-learning yang mengimplementasikan penerapan ITS. Pengembangan system e-learning dengan mengimplementasikan penerapan ITS dapat membuat proses pembelajaran jauh lebih efektif dan mudah untuk disesuaikan denga perkembangan proses pembelajaran. Meningkatnya penampilan belajar peserta didik akan mendukung perolehan pengetahuan atau keterampilan baru, melalui pemanfaatan waktu yang efisien.

D. Aplikasi TIK untuk e- learning
Perkembangan teknologi informasi komunikaSI (TIK) yang menghasilkan internet dengan Word Wide Web (WWW) dan silabus on-line didalamnya disambut baik oleh dunia pendidikan. Sumber pembelajaran berbasis TIK ini menjadi dapat terakses oleh masyarakat banyak dan memberikan nilaiyang berarti. Aplikasi TIK untuk e-learning dapat berupa situs pembelajaran, e mail dan silabus on-line.

a. Situs Pembelajaran
Penerapan e-learning melalu jaringan internet menempatkan materi pada situs pembelajaran tertentu. Berbagai fasilitas situs pembelajaran pada internet dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena didalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber daya web (melaui searching), perpustakaan digital, pengajar, peserta didik, atau informasi lainnya. Seperti tentang jadwal pelajaran atau ujian, peta konsep pembelajaran dan yang lainnya. Web site e-learning dan web lainnya harus dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
Berikut adalah beberapa prinsip dalam membuat situs pembelajaran atau website e-learning yang perlu diperhatikan:
a) Merumuskan tujuan pembelajaran
b) Mengenalkan materi pembelajaran
c) Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran
d) Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserte didik untuk mengerjakan tugas-tugas dan perintah dan arahan yang jelas. Pengajar selalu memberikan pengawasan dan beimbingan terhadap pekerjaan peserta didik tersebut.
e) Materi pembelajaran yang disampaikan sesuai standar yang berlaku secara umum, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
f) Materi pembelajaran disampaikan dengan sistematis dan mampu memberikan motivasi belajar, serta pada bagian akhir setiap materi pembelajaran dibuat rangkumannya.
g) Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan kenyataan. Sehingga mudah difahami, diserap, dan dipraktekan langsung oleh peserta didik. Apalagi jika peserta didik sendiri yang merumuskan materi pembelajaran dan cara penyampaiannya.
h) Motede penjelasannya efektif, jelas, dan mudah dipahami oleh pesrta didik dengan disertai ilustrasi contoh, demonstrasi, video, dan sebagainya.
i) Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran diatas perlu dilakukan evaluasi dan meminta umpan balik (feedback) dari peserta didik.

b. Elekronik-mail (e-mail) atau surat elektronik
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan e-mail akan memungkinkan peserta didik untuk dapat berkomunikasi dan saling mentransfer informasi dengan orang-orang diseluruh dunia. Melalui e-mail peserta didik mempunyai kesempatan mendapatkan informasi dan kominikasi lebih luas lagi. Pengajar pun bisda menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan peserta didik sebagai jurnal dialog dan juga dengan pengajar lainnya.
Melalui jaringan internet, e-mail dapat dimanfaatkan untuk berkorespondensi antara pengajar dengan peserta didik, pengajar dengan pengajar lainnya, atau peserta didik dengan peserta didik. Pengajar bisa memberikan informasi, menerima tugas/pekerjaan, atau mengoreksi hasil pejerjaan peserta didik tanpa harus bertemu muka keduanya. Begitu pula komunikasi antar peserta didik menjadi lebih mudah tanpa terkendala oleh tempat, ruang, dan waktu. Peserta didik bisa membaca dan menulis sesuai dengan minat dan kebutuhannya, kepada siapa saja dan sumber mana saja yang diperlukannya.
E-mail digunakan oleh pengajar on-line. E-mail menjadi jembatan antara peserta didik dan pengajar. Beberapa institusi mengharapkan pengajar merespon pesan e-mail peserta didik dalam waktu 24 sampai 48 jam. Gagasan yang baik adalah mengecek e-mail setiap hari.

c. Silabus on-line
Panduan prose pembelajaran antara pengajar dan peserta didik telah disediakan dalam silabus. Seluruh peserta didik dan orang tua bisa memantaunya di silabus on-line. Denmgan silabus on-line ini diharapkan dapat terjalin hubungan yang serasi dan kontrol yang baik diantara sekolah, masyarakat, dan dunia kerja.


E. E-Learning dan Distance Learning
1. Pengertian e-learning
Paradigma system pendidikan yang semula yang berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan sentuhan teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber yang dimaksudkan disebut dikenal dengan istilah e-learning.
Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya). Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya). Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Fokus e-learning adalah pada learning (belajar) dan bukan pada e (electronic). E-learning juga berarti proses transformasi pembelajaran dari Instructor Centric ke Learner Centric. (Effendi, BobSoelaeman : 2006).

Gambar 3. Proses Pembelajaran e-learning
E-Learning sering disebut pula dengan online course Dalam berbagai literatur , e learning didefinisikan sebagai berikut:
E-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as a phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmission, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly reffered to as online courses (Soekartiwi, Haryono, Librero, 2002 ).
Dengan demikian maka e-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau computer. E-learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa computer dan jaringan internet dan intranet. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi audio/data, video/data, audio/video.Teknologi ini juga sering dipakai di pendidikan jarak jauh (distance education). Interaksi antara guru dan murid bisa dilaksanakan melalui caralangsung (Synchronous) atau tidak langsung (a-synchronous) yaitu pesan direkam dahulu sebelum digunakan.

2. Ciri-ciri e-learning
Berdasarkan paparan diatas, maka ciri khas e-learning yaitu tidak tergantung pada waktu dan ruang (tempat). Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja. Dengan teknologi informasi, e-learning mampu menyediakan bahan ajar dan menyimpan instruksi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun. E- learning tidak membutuhkan ruangan (tempat) yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik.

3. Kelebihan dan kekurangan e-learning

Kelebihan e-learning
Pembelajaran e-learning banyak memiliki kelebihan, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elanghoan, 1999, Soekartawi, 2002, Muvlihil,1997;Utarini, 1997), antara lain sebagai berikut :
• Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat bekomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu;
• Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai seberapa jauh bahan ajar dipelajari;
• Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kjalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer;
• Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajari, ia dapat melakukan akses di internet;
• Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas;
• Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
• Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagimereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luiar negeri, dan sebagainya.

Disamping itu, Bates dan Wulf (1996) menambahkan bahwa pembelajaran e-learning memiliki kelebihan:
• Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchance interactivity)
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran melalui internet dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara pesert didik dengan bahan belajar, peserta didik dengan guru, dan antara sesama peserta didik. Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam pembelajaran konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya didalam diskusi. Pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan guru untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung hanya didominasi oleh beberapa pesereta didik yang cepat tanggap dan tidak mempunyai sifat pemalu. Keadaan yangdemikian sejalan dengan pemikiran Margaret Loftus (Loftus, 2001) yang mengatakan bahwa “in a real classroom, a few students may dominate the discussions, and shy individuals don’t stand a chance. By contrast, both the shy and pushy can speak up online.”
• Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peseta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber ini kapan saja dan dimanapun berada (Kerka, 1996,;Bates, 1995; Wulf, 1996)

Tugas-tugas kegiatan pembelajaran yang biasanya diserahkan kepada guru yang biasanya harus menunggu sampai ada janji untuk bertemu, dapat langsung diserahkan begitu selesai dikerjakan.
• Memiliki jangkauan yanglebih luas (potential to reach a global audience)
Pembelajaran yang fleksibel dari sisi waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau kegiatan pembelajaran elektronik melalui internet semakin lebih banyak atau terbuka secara luas. Informasi (knowledge) mudah diakses lebih luas (dari jarak jauh) dan lengkap, tidak terbatas oleh waktu karena bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dan dimana saja.
• Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai software yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga penyempurnaan atau pemutahiran bahan belajar yang telah dikemas dapat dilakukan secara periodik dengan cara yang lebih mudah sesuai dengan tuntutan materi keilmuannya. Disamping itu, pemutakhiran penyajian materi pembelajaran dapat dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru selaku penanggung jawab/Pembina materi pembelajaran.

Kekurangan e-learning
Pembelajaran e-learning ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam 1997), antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam prosaes belajar mengajar;
• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;
• Proses belajar mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan;
• Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
• Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;
• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer );
• Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet; dan
• Kurangnya penguasaan bahasa computer.


Tabel 1. Beberapa Contoh Perguruan Tinggi yang menggunakan e-learning
No Negara Nama Perguruan Tinggi
1 Filipina University of Philippines
Open University
De La Sale University
Asian Instute Management
2 Indonesia Universitas Terbuka
Universitas Petra
Universitas Bina Nusantara
3 Malaysia Universitas Tun Abdul Razak
Universitas Terbuka Malaysia
Univ ersitas Sains Malaysia
4 Thailand Kassesart University
STOU
Asian Institute of Technology
5 Australia Curtin University of Technology
Deakin University
University of New England
6 New Zealand Unibersity of Wellington
Massaey University
University of the South Pacific
7 Cina Hongkong Open University
Shanghai TV University
Tsinghua University
8 USA Idaho University
University of Utah
Oregon State Univbersity
9 Eropa Fern University (Jerman)
Open University (Inggris)
University Of West Hungary
10 Kanada Simon Frisher University
University of British Columbia


4. Distance Learning
a. Pengertian
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 dan SK Mendiknas no. 107/U/2001 tentang Perguruan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) secara lebih spesifik mengizinkan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk melaksanakan pendidikan melalui Perguruan Tinggi Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ini merupakan salah satu bentuk pembelajarannya dengan menggunakan e-learning.
Distance learning adalah bentuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan modul yang tercetak yang digunakan untuk korespondensi dan pembelajaran yang berbasis TIK, seperti televisi, radio, dan computer serta internetnya.
Distance Learning atau belajar jarak jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang menitik beratkan pada proses belajar mandiri secara aktif berdasarkan paket belajar (modul) dengan bimbingan tutorial yang diselenggarakan dari jarak jauh dan satuan waktu tertentu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis, sifat, dan jenjang pendidikan yang telah ditetapkan.

b. Prinsip Distance Learning (Belajar Jarak Jauh)
Belajar jarak jauh mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilakupoeserta didik.
b) Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
c) Mutu pendidikan. Pengembangan Program Jarak Jauh merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan lebih produktif.
d) Efisiensi dan efektifitas program. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan efektifitas produk program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber, dan waktu, serta sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
e) Efektifitas. Memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
f) Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk kerja.
g) Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
h) Keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud disini adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
i) Kesinambungan. Penyelenggaraan Belajar Jarak Jauh tidak incidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.

c. Karakteristik Belajar Jarak Jauh
Belajar Jarak Jauh memiliki karakteristik, sebagai berikut:
a) Menjangkau peserta didik dimanapun berada.
b) Proses belajar dilakukan secara mandiri.
c) Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara sengaja sesuai bahan kebutuhan dengan tetap berpedoman pada kurikulum.
d) Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung dalam satu pertemuan. Bisa pula secara tidak langsung dengan bantuan tutor dalam forum tutorial.
e) Waktu yang digunakan tepat sesuai waktu dan program yang ditentukan.
f) Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
g) Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan.
h) Penilaian dilakukan sendiri (self evaluation)


d. Prinsip & Bentuk Program Belajar Jarak Jauh
Penyusunan program belajar jarak jauh memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a) Bertujuan meningkatkan mutu kemampuan para peserta didik sesuai dengan bidang kemampuan, minat, dan bakatnya masing-masing agar lebih mampu meningkatkan mutu dirinya sendiri.
b) Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para peserta.
c) Meningkatkan efisiensi dalam system penyampaian melalui media modular dengan bantuan radio pendidikan, film, video, media pendukung lain.
d) Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan.
e) Berdasarkan kesadaran dan keinginan peserta didik dan menekankan pada belajar mandiri yang berdasar pada aktualisasi diri, percaya diri bergantung pada kemampuan sendiri agar berhasil dalam studinya.
f) Dikembangkan dalam paket terpadu dan dilaksanakan secara terpadu dalam tingkat kelembagaan.





Gambar 4. Jaringan PTJJ

e. Sistem Komponen Belajar Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh disebut pembelajaran system terbuka, karena memberikan kesempatan kepada siapapun untuk belajar. Disamping itu peraturan yang diberlakukan tidak seketat kelas konvensional. Peserta didik tidak diwajibkan hadir di kelas seperti untuk mengikuti proses pembnelajaran seperti biasanya.
Sistem belajar jarak jauh diselenggarakan dengan maksud agar peserta didik dapat belajar mandiri.Bantuan terkadang dari pembimbing, yaitu guru dan tutor. Peserta didik belajar melalui teori, pikiran,perasaan, atau karya-karya yang telah dituangkan dalam buku teks, modul, majalah, surat kabar, atau program-program (software) yang disajikan media berbasis TIK. Penyelenggaraan system belajar jarak jauh meliputi mata pelajaran, ahli pengembangan materi pembelajaran, dan ahli media pembelajaran yang menyusun dan mengembangkan kurikulum. Mereka mempersiapkan, merancang, menyusun, dan memproduksi materi pelajaran.
Program cetak dan program media yang dihasilkan ini diberikan kepada peserta didik untuk dipelajari, baik secara individual maupun kelompok.

Komponen system belajar jarak jauh, meliputi:
a. Peserta Didik
Tujuan peserta didik mengikuti system belajar jarak jauh, antara lain ingin mendapatkan ijazah, untuk mengisi waktu, hiburan, atau tertarik dengan programnya.
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang khusus untuk keperluan system belajar jarak jauh sesuai kebutuhan peserta.
b. Pembimbing, Tutor, Fasilitator
Tugas pembimbung, tutor, dan fasilitator adalah memberikan bantuan kerpada pesewrta didik sewaktu-waktu secara berkala ketikapeserta didik menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas, latihan, atau soal.
c. Tempat Belajar
Karena peserta didik tidak wajib dating ke sekolah,maka peserta didik bisa belajar dimana saja,
d. Sistem Evaluasi
Peserta didik belajar tanpa diawasi oleh pembimbing, olehkarena itu untuk menentukan apakah telah menguasai materi pembelajaran atau belum, peserta didik harus mengajukan kepada pembimbing untuk diuji. Namun peserta didik bisa pula melakukan tes mandiri (self test/evaluation). Dalam hal ini peserta didik mengerjakan soal tanpa pengawasan. Dirinya sendiri yang menilai jawaban benar atau salah berdasarkan kunci jawaban.

e. Pendayagunaan Komputer dalam program BJJ
Komputerisasi program belajar jarak jauh bukan saja menjadi suatu kebutuhan, akan tetapi sekaligus merupakan suatu keharusan, baik dallam administrasi maupuin dalam edukasi. Pertimbangannya adalah :
a. Data dan informasi tentang peserta didik dan tutor membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang maksimal, agar dapat segera dapat dikombinasikan dalam waktu relatif cepat.
b. Pelaksanaan kegiatan kurikuler, bimbingan tutorial, kegiatan penilaian,pengadaan dan pemakaian bahan bacaan serta alat bantu dan kegiatan pembelajaran lebih menekankan belajar mandiri, sehingga perlu pendataan dan pengolahan yang cepat dan akurat.
c. Pendayaan computer dalam BJJ merupakan salah satu saran/prasarana yang penting guna lebih memperlancar sistem komunikasi informasi.
d. Kebutuhan inovasi, penyesuaian dan pengembangan sistem pendidikan nasional dewasa ini meminta perhatian yang sungguh-sungguh dalam pendaya gunaan TIK.

f. Kelebihan Belajar Jarak Jauh
Dari penjelasan yang telah disampaikan, dapat dikemukakan kelebihan belajar jarak jauh sebagai berikut:
a) Menjangkau target yang telah ditentukan.
b) Memberikan kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik.
c) Tidak membutuhkan ruangan kelas khusus dan semua jenis perlengkapannya.
d) Tidak memerlukan guru khusus yang bertugas mengajar secara berkesinambungan.
e) Bahan belajar sudah disiapkan dalam bentuk modul yang disiapkan oleh pengelola.
f) Memberikan kesempatan uang luas kepada peserta didik untuk belajar mandiri secara aktif, sehingga diharapkan mereka lebih mantap pemahamnnya melalui kegiatan internal, diskusi dan pemantapam diri.
g) Lebih efisien dan ekonomis, karena wakru belajarnya tidak terstruktur. Peserta didik yang telah bekerja tidak perlu meninggalkan pekerjaannya.
h) Pengembangan kurikulum didasarkan pada kebutuhan lapangan, sehingga tidak perlu sama dengan kurikulum lembaga pendidikan formal lainnya.


g. Kelemahan
Beberapa kelemahan yang menjadi kendala BJJ meliputi :
a) Persiapan dan perencanaan program lengkap dengan semua perangkatnya ,memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak serta mendyagunakan tenaga ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
b) Menuntut peserta didik belajar mandiri, sehingga memerlukan motivasi belajar tinggi.
c) Peserta didik tidak dapat berinteraksi dan berkomuniklasi langsung dengan pengajar, misalnya untuk minta penjelasan atau jawaban atas sesuatu pertanyaan yang diajukan. Bimbingan hanya bisa dilakukan secara tutorial yang dilaksanakan secara berkala.
d) Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang diusajikan kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik setempat, atau kepentingan peserta didik. Bahan kurang menarik, karena tulisannya tidak jelas, bahasa sulit dipahami, kurang contoh atau ilustrasi dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

Dalam era global ini setuju atau tidak, mau atau tidak mau, harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.“Gagap” teknologi (gaptek) akan menghambat atau memperlambat penguasaan terhadap informasi. Dengan demikian akan terlambat memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju.
Informasi sudah menjadi komoditi layaknya barang ekonomi lain. Peran informasi kian besar dan nyata dalam dunia modern ini. Hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang menuju pada era informasi (information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).
Maraknya Pemanfaatan e-learning khususnya internet dalam kegiatan pembelajaran merupakan bentuk bahwa para peserta didik telah mengaplikasikan salah satu dari empat pilar dalam pendidikan yang direkomendasikan oleh UNESCO yaitu learning to know , yaitu proses belajar untuk mengetahui, mamahami, dan menghayati cara-cara untuk memperoleh pengetahuan dan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik sebagai bekal ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran ini memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami, dan menerapkan, serta mencari informasi dan/atau menemukan ilmu pengetahuan. Pada diri peserta didik akan tertanam sikap ilmiah, yaitu sikap ingin tahu dan mendorong untuk selalu mencari jawaban atas masalah yang dihadapi secara ilmiah yang mampu mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari kehidupannya. Peserta didik belajar dengan cerdas memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 2008
Prawiradilaga, Dewi, Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2008
Miarso, Yusuf Hadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2009