11/22/2010

Pengantar Teknologi Pendidikan (2)

Makalah Mk. Pengantar Teknologi Pendidikan (2)
Dewi Salma Prawiradilaga
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP Jakarta
1999
Tulisan ini merupakan makalah lanjutan yang digunakan sebagai
bahan bacaan untuk matakuliah Pengantar Teknologi Pendidikan.
Walaupun para mahasiswa
jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan tidak disiapkan untuk menjadi guru, namun mereka harus mengetahui suka duka dan situasi belajar mengajar yang terjadi di sekolah atau di mana saja.
Dengan mengacu pada pendapat ini maka, bagian akhir makalah membahas hal tersebut
secara sederhana. Namun, sebelumnya, agar mahasiswa mampu menganalisis proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya, maka mereka memerlukanlandasan berpikir yang stabil dan menjadi ciri khas dari seseorang yang mendalami bidang teknologi pendidikan. Berpikir sistemik dan berlandaskan system dibahas pada bagian awal makalah ini. Dengan demikian, mahasiswa sudah dipersiapkan sebelumnya bagaimana mengamati kejadian sehari-hari di kelas, bagaimana proses belajar bisa terjadi dalam diri seseorang dan bagaimana lingkungan belajar yang sehat harus dipersiapkan.
Dengan makalah ini, diharapkan bacaan dasar di bidang teknologi pendidikan sementara dapat diatasi. Tentu saja masukan dari pembaca sangat bermanfaat bagi perbaikan yang akan dilaksanakan nanti. Selamat belajar !
DSP/1999.

 Pengertian
Teknologi pendidikan memandang proses belajar sebagai suatu peristiwa
internal. Proses belajar disebut internal karena terjadi dalam diri siswa. Sejauh
ini sudah banyak sekali teori belajar yang dirumuskan oleh para pakar dengan
berbagai pendekatan ilmu. Proses belajar dapat ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu. Sebagai contoh, psikolog beranggapan bahwa proses belajar sebagai suatu
proses kognitif, sedangkan pakar komunikasi beranggapan bahwa proses belajar
adalah suatu pemrosesan informasi dalam diri seseorang.
Teknologi pendidikan mengadaptasikan konsep pendekatan sistem sebagai
kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah pendidikan
atau belajar dari berbagai sudut pandang hingga menghasilkan beberapa
alternatif. Penyelesaian masalah dipilih dari alternatif tadi. Pendekatan sistem
juga memandu pola berpikir penyelesaian masalah dengan efisiensi.
Banyak sekali faktor yang dapat menghambat atau mendukung terjadinya
proses belajar. Upaya teknologi pendidikan bersifat kongkrit, yaitu penciptaan
atau rancangan lingkungan belajar, atau sering disebut faktor eksternal belajar.
Rancangan kegiatan instruksional beserta guru adalah lingkungan belajar yang
biasa ditemui sehari-hari dan dianggap berpengaruh banyak terhadap proses
belajar.
Kedua factor eksternal tersebut akan dibahas sebagai bagian dari
Kegiatan Belajar 2 dari modul ini.
 Proses Belajar
Perhatian teknologi pendidikan terhadap proses belajar dikemukakan oleh
Percival dan Ellington, 1984 dalam rumusan konsep orientasi siswa (student-
oriented) sebagai suatu pendekatan dalam mengatasi kesulitan proses belajar-
mengajar.
Keduanya berpendapat bahwa kebutuhan setiap individu siswa

makalahTP2\DSP.
5
merupakan bahan pertimbangan terpenting dibandingkan komponen lainnya
dalam dunia pendidikan; terutama demi tercapainya tujuan belajar. Berikut
rincian proses belajar.
a. Definisi Belajar
Bagi Kemp & Dayton, 1985, belajar “sebagai suatu proses terjadi pada
seseorang sebagai suatu pengalaman.
Belajar berlangsung manakala
perilaku seseorang dimodifikasi – atau terjadi jika seseorang berpikir atau
bertindak berbeda”.
pengembangan
Heinich, et al, 1993 menganggap belajar sebagai
keahlian,
atau
sikap
ketika
seseorang
pengetahuan,
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Bagi mereka, waktu dan
tempat belajar tidak tertentu, belajar bisa terjadi kapan saja. Bagi Ellington
& Haris, 1986, proses belajar adalah perubahan perilaku menetap (permanen)
akibat pengalaman dan instruksional terarah.
b. Peristiwa Belajar
(1). Belajar sebagai suatu pemrosesan informasi
Gagne, Briggs, dan Wager menjabarkan peristiwa belajar berdasarkan pola
pemrosesan informasi seperti berikut ini.
Menurut teori pemrosesan informasi, belajar terjadi karena seseorang
menerima informasi dari lingkungan.
Informasi kemudian diterima
seketika melalui memori jangka pendek. Pengendapan dan penyimpanan
informasi tadi dilakukan oleh memori jangka panjang.
Sebelum
diendapkan, informasi tadi diolah dan disesuaikan dengan pola berpikir
individu. Untuk optimalisasi proses belajar, diperlukan pemantauan dan
harapan sebagai penggerak dan motor bagi kemajuan belajar agar mudah
jika informasi tersebut dibutuhkan. Gambar proses belajar dapat dilihat pada
halaman berikuti.
(2). Model-model kegiatan belajar.